Ketika Gaya Boomer Bertemu Budaya Kerja Fleksibel
Gaya kerja tradisional yang diteruskan dari generasi sebelumnya, khususnya oleh orang-orang baby boomer (baby gen), masih sangat umum di Indonesia. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi dan perubahan pola hidup masyarakat, budaya kerja fleksibel mulai menjadi pilihan yang lebih populer.
Seorang pekerja yang menggunakan gaya kerja fleksibel biasanya memiliki kebebasan untuk menentukan jadwal bekerja sendiri, mengelompokkan tugas-tugas dengan prioritas tertinggi, dan bekerja dari tempat yang nyaman. Contohnya adalah seorang pengajar yang memilih waktu yang lebih baik untuk memberikan materi dan membagikan materi secara daring.
Berikut beberapa manfaat menggunakan gaya kerja fleksibel:
- Lebih fleksibel
- Menghemat waktu
- Meningkatkan produktivitas
- Bisa bekerja dari mana saja
Namun, perubahan ini tidak hanya diterapkan oleh generasi muda. Banyak orang tua yang sudah berusia di atas 40 tahun juga mulai memperkenalkan gaya kerja fleksibel ke dalam kehidupan mereka.
Sebagai contoh, seorang pekerja senior yang menggunakan gaya kerja fleksibel dapat menentukan jadwal bekerja sendiri setelah istirahatnya di pagi hari. Dia juga tidak perlu menghadapi rintangan dari atasan maupun rekan kerja karena dia sudah memiliki pengalaman dan kemampuan yang lebih matang.
Perubahan ini bukan berarti orang tua harus meninggalkan tradisi dan kebiasaan mereka. Yang penting adalah mereka dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan mencari cara untuk tetap produktif dalam gaya kerja yang fleksibel.
Gaya kerja yang fleksibel tidak hanya memperkaya diri sendiri, namun juga membantu generasi muda yang lebih nyaman dalam menemukan jalan hidup mereka. Dengan demikian, perubahan ini dapat menjadi peluang bagi orang tua dan anak-anak muda untuk saling belajar dan berbagi pengalaman.